• Home
  • Who We Are
  • Products
  • Custom Design
  • Partner
  • Eco-News
  • Contact
  • Shop Now
  • FAQs
  • Partner
  • Eco-News
  • Contact
  • Shop Now
  • FAQs
Lunch Box Ramah Lingkungan Bisa Meningkatkan Bisinis Kuliner, Ini Alasannya
November 16, 2021
Show all
December 2, 2021
Categories
  • News
Tags
  • benzene
  • kemasan sekali pakai
  • kemasan sytrofoam
  • plastik
  • styrene
  • styrofoam

styrofoam

Kenapa harus berhenti menggunakan Styrofoam?

 

Seberapa sering anda menggunakan styrofoam untuk mengemas makanan dan minuman? Styrofoam terkenal sebagai kemasan sekali pakai yang masih menjadi kemasan favorit di kalangan masyarakat. Apalagi dimasa pandemi ini, sistem pesan makanan online dan take-out food semakin booming, mengakibatkan penggunakan styrofoam semakin bertambah.

Selain simple dan praktis, kemasan ini juga lebih murah dibandingkan kemasan yang ada dipasaran. Namun apakah kamu tau apa sebenarnya styrofoam itu dan dampak yang ditimbulkan dari penggunakan wadah sekali pakai ini? Ternyata kontra penggunaannya jauh lebih besar daripada manfaatnya. Berikut adalah beberapa alasan mengapa kamu harus menjauhnya.

 

1. Proses Produksi

Styrofoam atau polystyrene adalah nama industri untuk busa plastik. Styrofoam terbuat dari minyak mentah atau bahan bakar fosil yang tidak dapat diperbarui dan sejumlah bahan lainnya yang tidak berkelanjutan dan beracun. Pembuatan polystyrene bahkan dinilai sebagai sumber limbah berbahaya terbesar ke-5 menurut laporan EPA 1986.

 

2. Susah di daur ulang

Meskipun beberapa produk menggunakan simbol recycle di bawah kemasan, faktanya, kurang dari 1% penggunaan styrofoam yang sebenarnya didaur ulang. Alasannya adalah styrofoam susah didaur ulang. Teknologi untuk mendaur ulang styrofoam terbilang mahal, sehingga fasilitas daur semakin berkurang.

 

3. Kontaminasi dengan makanan

Ketika bersentuhan dengan makanan dan minuman, wadah makanan styrofoam melarutkan racun dari Styrene dan Benzene yang bersifat karsinogenik dan neurotoksin, atau dapat menyebabkan tumbuhnya sel kanker di dalam tubuh dan gangguan kesehatan lainnya seperti gangguan pada sistem saraf dan sakit kepala.

Suhu makanan adalah faktor yang sangat mudah untuk mengakibatkan kontaminasi styrene ke dalam makanan dan minuman. Semakin tinggi suhu makanan, semakin mudah zat styrene berpindah kemakanan. Oleh karena itu, styrofoam tidak cocok untuk menampung makanan dan minuman hangat, apalagi dihangakan di microwave.

 

 

4. Tidak dapat terurai

Molekul Styrene yang beracun bagi manusia juga beracun bagi organisme lain yang terpapar melalui pencemaran lingkungan. Kebanyakan produk styrofoam sangat ringan sehingga dapat dengan mudah menemukan jalannya ke lautan dan saluran air lainnya.

Styrofoam membutuhkan setidaknya 500 tahun untuk terurai, namun tidak bisa benar-benar terurai sepenuhnya. Potongan-potongan yang cukup kecil dapat dengan mudah dicerna oleh satwa liat. Selain mengganggu pencernaan, bahan kimia dalam busa dapat mengganggu kemampuan spesies untuk bereproduksi. Akhirnya, senyawa ini dapat naik ke rantai makanan dan menjadi sumber makanan kita.

 

Mengingat toksisitas polystyrene diatas, apakah sudah waktunya untuk berhenti mengemas makanan dan minuman kita dengan styrofoam?

Share

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Our Address


AVANI Eco Hub
Jl. Cargo Permai No. 188
Dusun Liligundi, Ubung Kaja,
Denpasar Utara
Bali - 80116
Phone: +62 361 906 5555

AVANI Jakarta Office
Business Park Kebon Jeruk
Ruko MAQNA Residence No. 1
Jl. Meruya Ilir Raya No. 88
Kembangan, Kebon Jeruk
Jakarta Barat - 11610
Phone: +62 21 3111 3811


Avani Domestic Only (Indonesia only)
For domestic sales, please contact:
[email protected]
[email protected]

Avani International
For international sales, please contact:
[email protected]

#IAMNOTPLASTIC
Copyright © 2022 Avani Eco. All Rights Reserved.
    0