Contact Us:

Reach Us:

Shop Now:

Pentingnya Carbon Sequestration Untuk Mewujudkan Perubahan Iklim 2050

Table of Contents

Sobat Avani, Perubahan iklim bukan lagi ancaman masa depan, tetapi kenyataan yang sudah terjadi hari ini. Suhu global meningkat, cuaca ekstrem makin sering terjadi, dan ekosistem dunia menghadapi krisis yang nyata. Di tengah tantangan ini, konsep carbon sequestration atau penyerapan karbon menjadi kunci penting dalam strategi global untuk mencapai target iklim tahun 2050. Dunia harus bergerak cepat dan cerdas dalam mengurangi kadar karbon dioksida (CO₂) dari atmosfer.

Apa Itu Carbon Sequestration?

Source : Freepik

Carbon sequestration adalah proses alami maupun buatan untuk menangkap dan menyimpan karbon dioksida dari atmosfer ke dalam reservoir jangka panjang. Proses ini bisa terjadi melalui penyerapan alami oleh tumbuhan, tanah, dan laut, atau melalui teknologi seperti Carbon Capture and Storage (CCS). Intinya, carbon sequestration berfungsi mengurangi konsentrasi CO₂ di udara agar tidak memperparah efek rumah kaca itulah Pentingnya Carbon Sequestration.

Mengapa Carbon Sequestration Sangat Penting?

Saat ini, konsentrasi CO₂ di atmosfer sudah melampaui ambang aman. Aktivitas manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, dan industri menyebabkan emisi gas rumah kaca meningkat tajam. Jika dunia tidak menahan laju emisi ini, suhu global bisa meningkat lebih dari 2°C, yang akan berdampak sangat buruk bagi seluruh ekosistem dan umat manusia. Carbon sequestration memberikan harapan. Dengan menyerap karbon secara efektif, kita bisa memperlambat laju pemanasan global.

Kontribusi Terhadap Target Perubahan Iklim 2050

Source : Freepik

PBB telah mencanangkan target ambisius net zero emission’ pada tahun 2050. Target ini berarti semua emisi gas rumah kaca harus dikurangi atau diimbangi secara menyeluruh. Banyak negara, termasuk Indonesia, sudah berkomitmen pada transisi energi bersih. Namun, mengandalkan energi terbarukan saja tidak cukup. Teknologi carbon sequestration harus berjalan beriringan agar target tersebut bisa tercapai. Kita tidak punya banyak waktu.

Jenis-Jenis Carbon Sequestration

Source : Freepik

Terdapat dua jenis utama carbon sequestration, yaitu:

1. Biological Carbon Sequestration

Metode ini memanfaatkan kemampuan alami seperti fotosintesis tumbuhan dan penyerapan karbon oleh laut. Hutan, lahan gambut, dan mangrove berperan besar dalam proses ini. Indonesia, dengan kekayaan hutan tropisnya, memiliki potensi besar untuk menjadi pusat penyerapan karbon dunia.

2. Geological Carbon Sequestration

Teknologi ini menyimpan CO₂ ke dalam formasi batuan bawah tanah. Industri energi menggunakan teknik ini untuk menangkap emisi dari pembangkit listrik dan pabrik. Teknologi ini terus berkembang dan bisa menjadi solusi jangka panjang jika diadopsi secara luas.

Tantangan dalam Implementasi

Meski menjanjikan, penerapan carbon sequestration bukan tanpa hambatan. Pertama, investasi awal untuk teknologi CCS masih tinggi. Kedua, kesadaran masyarakat dan pelaku industri belum merata. Banyak pihak belum memahami pentingnya penyerapan karbon sebagai bagian dari strategi perubahan iklim. Pemerintah harus mempercepat regulasi dan memberi insentif bagi perusahaan yang mulai menerapkan teknologi ini. Kita tidak bisa menunggu lebih lama.

Peran Indonesia dalam Carbon Sequestration Global

Source : Freepik

Indonesia memiliki posisi strategis dalam upaya global penyerapan karbon. Luas hutan tropis, mangrove, dan lahan gambut menjadikan Indonesia sebagai paru-paru dunia. Namun, deforestasi yang terus berlangsung mengancam peran ini. Pemerintah harus memperkuat kebijakan perlindungan hutan dan menggalakkan program rehabilitasi. Program seperti Perhutanan Sosial dan restorasi mangrove harus dijalankan secara masif. Selain itu, Indonesia bisa menjadi pemimpin teknologi CCS di kawasan Asia Tenggara.

Manfaat Langsung Carbon Sequestration bagi Masyarakat

Banyak orang berpikir bahwa isu iklim adalah urusan negara dan perusahaan besar. Faktanya, carbon sequestration memberikan manfaat langsung bagi kehidupan sehari-hari. Udara menjadi lebih bersih, suhu kota bisa dikendalikan, dan kualitas tanah serta air membaik. Selain itu, program penghijauan dan reforestasi juga membuka lapangan kerja baru di sektor hijau. Masyarakat bisa berkontribusi melalui penanaman pohon, pengelolaan sampah organik, dan konservasi hutan lokal.

Peran Individu dan Komunitas

Source : Freepik

Perubahan besar selalu dimulai dari langkah kecil. Masyarakat bisa ikut menyukseskan carbon sequestration melalui gaya hidup hijau. Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor, menanam pohon, memilah sampah, dan mendukung produk ramah lingkungan merupakan bagian dari upaya menurunkan jejak karbon. Komunitas lokal juga bisa menjadi agen perubahan dengan menginisiasi program penghijauan di wilayah masing-masing .

Masa Depan Bumi Ada di Tangan Kita

Source : Freepik

Tahun 2050 bukanlah masa yang jauh. Anak-anak kita akan tumbuh dewasa di dunia yang kita bentuk hari ini. Jika kita gagal menahan laju perubahan iklim, generasi mendatang akan mewarisi planet yang rusak, tidak stabil, dan penuh konflik sumber daya. Sebaliknya, jika kita mengadopsi solusi seperti carbon sequestration dengan serius, kita bisa menciptakan masa depan yang layak huni. Tidak ada pilihan lain. Kita harus bertindak sekarang.

Kesimpulan

Pentingnya Carbon Sequestration, bukan sekadar solusi teknis, tetapi fondasi untuk menyelamatkan masa depan planet ini. Dunia tidak bisa menunggu hingga tahun 2040 atau 2045 untuk bertindak. Setiap tahun yang kita tunda hanya memperbesar risiko. Oleh karena itu, seluruh elemen—pemerintah, sektor industri, masyarakat, dan individu—harus bersinergi dalam mengadopsi dan memperluas penerapan teknologi serta metode penyerapan karbon. Dengan memaksimalkan potensi carbon sequestration mulai hari ini, kita bisa mewujudkan perubahan iklim yang terkendali pada tahun 2050.

Picture of Parlindungan Razak
Parlindungan Razak

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp