Jumlah Sampah Plastik Melonjak Akibat Online Shop dan Food Delivery
Table of Contents
Jumlah Sampah Plastik Melonjak Akibat Online Shop dan Food Delivery
Selama Covid-19 pandemi, Indonesia menggunakan lebih banyak plastik. Sampah plastik masih menjadi masalah lingkungan utama di negara ini. Apalagi masa pandemi ini, sampah kemasan plastik meningkat drastis akibat perubahan perilaku konsumen. Work from home dan food delivery telah menjadi gaya hidup baru saat ini. Selain itu, pemerintah juga memberlakukan pembatasan kegiatan sosial untuk memerangi penyebaran Covid-19.
Hal ini berdampak besar pada perlambatan ekonomi di beberapa sektor. Di sisi lain, bisnis online dan layanan pengiriman meningkat tajam akhir-akhir ini.
Sampah plastik yang dihasilkan dari pembelian online melonjak 96 persen selama pembatasan sosial, menurut sebuah studi yang dilakukan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) tahun lalu. Hal ini disebabkan oleh peningkatan 62 persen dalam transaksi di pasar, dan peningkatan 47 persen di sektor layanan pesan-antar makanan. Jumlah transaksi per individu meningkat dari 1 hingga 5 per bulan menjadi 1 hingga 10 per bulan.
Peningkatan aktivitas belanja online dan pengiriman makanan ini menjadi penyebab utama meningkatnya sampah plastik rumah tangga karena sebagian besar pengiriman barang atau makanan secara online masih menggunakan kemasan plastik dan bubble wrap.
Avani mendorong pemilik bisnis makanan dan minuman untuk bekerja sama mengganti kemasan plastik dengan kemasan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan sebagai cara untuk mengurangi limbah dan membantu melindungi lingkungan.
Sebagai one-stop-shop solution, Avani menyediakan kemasan seperti kantong belanja, cup, lunch box, sedotan yang terbuat dari bahan-bahan alami yang dapat diperbarui dan menjadi alternatif ideal sebagai pengganti penggunaan plastik.